Pertanyaan dari orang Sudan yang tinggal di Kuwait, ia mengatakan: "Apa hukumnya membaca Al-Fatihah untuk dihadiahkan kepada mayit, juga menyembelih hewan untuknya, demikian pula memberikan uang untuk keluarga mayit?"
wong pinter pirang-pirang,sing bener arang-arang BLOG IKI MUNG WACANA KANGGO TANBIH/PEPENGET MARANG KIYAI KANG GENDHENG MARANG SYARIAT NABI MUHAMMAD
Sabtu, 06 Maret 2010
Antara Tradisi dan Akhlak Islami
Penulis : Al-Ustadz Abu Muhammad Abdul Mu'thi, Lc
Seiring dengan jauhnya umat dari ajaran yang benar, membuat syariat Islam acap terkacaukan dengan tradisi yang berkembang di masyarakat, lebih-lebih ritual yang menggunakan simbol-simbol Islam.
Manusia secara umum sekalipun orang yang bersih fitrahnya, sangat membutuhkan penjelasan tentang akhlak dan adab yang sesuai syariat melalui dalil-dalil dari Al-Qur`an dan As-Sunnah. Sehingga pernyataan sebagian orang bahwa permasalahan adab tidak perlu menengok kepada dalil syar'i sangat keliru dengan dua alasan:
Manusia secara umum sekalipun orang yang bersih fitrahnya, sangat membutuhkan penjelasan tentang akhlak dan adab yang sesuai syariat melalui dalil-dalil dari Al-Qur`an dan As-Sunnah. Sehingga pernyataan sebagian orang bahwa permasalahan adab tidak perlu menengok kepada dalil syar'i sangat keliru dengan dua alasan:
Kamis, 04 Maret 2010
Agama Ini Telah Sempurna
Penulis : Al-Ustadz Abu Muhammad Harits Abrar Thalib
Allah menurunkan agama Islam dalam keadaan telah sempurna. Ia tidak membutuhkan penambahan ataupun pengurangan. Namun toh, banyak manusia menciptakan amalan-amalan baru yang disandarkan pada agama hanya karena kebanyakan dari mereka menganggap baik perbuatan tersebut.
Adakah Bid'ah Hasanah
Penulis : Al-Ustadz Abu Muhammad Harits |
Banyak alasan yang dipakai orang-orang untuk ‘melegalkan’ perbuatan bid’ah. Salah satunya, tidak semua bid’ah itu jelek. Menurut mereka, bid’ah ada pula yang baik (hasanah). Mereka pun memiliki dalil untuk mendukung pendapatnya tersebut. Bagaimana kita menyikapinya?
Lemahnya Hujjah Taqlid
Penulis : Al-Ustadz Idral Harits
Ada sebagian orang yang membolehkan taqlid. Namun ternyata hujjah mereka sangat lemah.
Seandainya ada yang mengatakan bahwa sebagian ulama membolehkan taqlid dengan dalil dari Al Qur’an, maka sesungguhnya pendapat itu juga sudah dibantah oleh ulama yang lain, bahkan menjelaskan kerusakan taqlid ini. Berikut ini kami sebutkan keterangan dari Al-Imam Ash-Shan’ani tentang masalah ini:
Seandainya ada yang mengatakan bahwa sebagian ulama membolehkan taqlid dengan dalil dari Al Qur’an, maka sesungguhnya pendapat itu juga sudah dibantah oleh ulama yang lain, bahkan menjelaskan kerusakan taqlid ini. Berikut ini kami sebutkan keterangan dari Al-Imam Ash-Shan’ani tentang masalah ini:
Bahaya Fanatisme Golongan
Penulis : Al-Ustadz Idral Harits
“Kiai-ku lebih pintar dari kamu!”, “Imamku-lah yang paling benar!”, ungkapan-ungkapan seperti ini sering kita dengar ketika ada nasehat disampaikan. Inilah antara lain gambaran taqlid dan fanatisme golongan, penyakit yang telah lama menjangkiti umat.
Hancurnya kaum muslimin dan jatuhnya mereka ke dalam kehinaan tidak lain disebabkan kebodohan mereka terhadap Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, serta tidak memahami pengertian dan pelajaran yang terdapat pada keduanya.
Demikian pula yang menjatuhkan umat Islam ke dalam perbuatan bid’ah serta khurafat. Bahkan kebodohan terhadap agamanya ini merupakan faktor utama yang menumbuhsuburkan taqlid.
Hancurnya kaum muslimin dan jatuhnya mereka ke dalam kehinaan tidak lain disebabkan kebodohan mereka terhadap Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, serta tidak memahami pengertian dan pelajaran yang terdapat pada keduanya.
Demikian pula yang menjatuhkan umat Islam ke dalam perbuatan bid’ah serta khurafat. Bahkan kebodohan terhadap agamanya ini merupakan faktor utama yang menumbuhsuburkan taqlid.
Senin, 01 Maret 2010
KEUTAMAAN SURAT AL -FATIHAH
Surat Al-Fatihah adalah surat yang amat masyhur, telah dikenal oleh seluruh kaum muslimin. Saking terkenalnya, terkadang sebagian kaum muslimin menyalahgunakannya, seperti membacanya untuk orang mati saat ziarah kubur, atau mengirimkan pahalanya kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Syaikh Abdul Qodir Al-Jailaniy, dan orang-orang yang telah mati. Semua ini tak ada contohnya dari Allah dan Rasul-Nya.
Surat Al-Fatihah amat masyhur, namun banyak di antara kita tak mengetahui fadhilah, dan keutamaannya. Padahal banyak sekali hadits-hadits yang menunjukkan keutamaannya, baik dari sisi kandungan atau kedudukannya di sisi Allah -Azza wa Jalla-. Diantara fadhilah dan keutamaan Surat Al-Fatihah:
Mengingkari Penguasa
Mengingkari kemungkaran adalah perkara syar’i lantarannya, kebaikan bisa nampak dan tersebar. Demikian pola kebatilan akan menipis, bahkan sirna.
Mengingkari kemungkaran merupakan ciri hkas kaum mukminin. Allah ta’ala berfirman,
Mengingkari kemungkaran merupakan ciri hkas kaum mukminin. Allah ta’ala berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”. (QS. At-Taubah: 71)Fatwa Ulama Sunnah Tentang Demonstrasi dan Mogok Makan
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- telah menetapkan bahwa seseorang tidak boleh memberontak kepada pemerintah, membangkang, durhaka, menyebarkan aibnya, baik lewat majalah, mimbar, pertemuan (majelis), dan lainnya, karena hal itu akan menimbulkan kerusakan; menyebabkan masyarakat tidak lagi segan, hormat, dan cinta kepada pimpinannya.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيْرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ إِلَّا مَاتَ مَيْتَةً جَاهِلِيَّةً
Orang Pintar
Manusia zaman modern memang aneh, teknologi semakin maju, namun kepercayaan terkadang terbelakang. Mereka masih mempercayai para dukun untuk menentukan nasibnya. Tak terbatas pada orang awam dan primitif saja, namun juga artis pengusaha, pejabat, bahkan orang akademik yang setiap hari melahap ilmu pengetahuan pun ikut-ikutan. Padahal si dukun sendiri kehidupannya biasa-biasa saja. Anehnya si dukun sering disebut "Orang Pintar". Dia memang orang pintar, tapi pintar membohongi orang. Inilah yang diistilahkan dengan "Pintar-pintar Bodoh".
Bahaya Kebebasan Berpikir
Beberapa hari yang lalu kami memungut selembar koran harian Tribun Timur(edisi Jumat, 4 Juli 2008 M). Sejenak kami membolak-balik koran bekas itu, tiba-tiba kami menemukan pada (hal.4), di bawah rubrik Tribun Opini terdapat sebuah tulisan yang nampaknya cukup "ilmiah". Hal itu terlihat dari judulnya yang tertulis "Islam: Inovasi atau Stagnasi?" yang ditulis oleh Ismail Amin, seorang mahasiswa Mostafa Internasional University Islamic Republic of Iran.
Awas Gerakan Penyatuan Agama ( Pluralisme )
Jum’at malam, tanggal 5 Desember 2003, sekumpulan reuni remaja Kebayoran Baru menyelenggarakan sebuah acara yang bertajuk "Indahnya Kebersamaan". Acara ini diselenggarakan di sebuah panggung tidak begitu luas di balai pertemuan Gereja Efata, blok M Kebayoran Baru, yang disutradarai oleh Ny. Aemona Karta Soemantri, Pemimpin Sanggar Tari Merdibinggara, Sukabumi, Jawa Barat.
Barang-barang Penolak Bala
Setiap orang menginginkan keselamatan di dunia, maupun di akhirat. Oleh karena itu, masing-masing orang mencari sebab untuk mendatangkan keselamatan dan kebahagiaan bagi dirinya. Hanya saja tak semua orang mengetahui sebab yang baik dan diizinkan oleh Allah -Azza wa Jalla-. Bahkan banyak diantara mereka sembarangan dan sembrono dalam mencari sebab, sehingga ada sebagian orang jahil yang mengambil sesuatu yang bukan sebab keselamatan dan kebahagiaan baginya.
Realita seperti ini banyak kita temukan di lapangan kehidupan. Lihatlah sebagian orang menggunakan "batu bertuah", "keris sakti", "Sabuk Bertuah",
Memangkas Jimat,Meluruskan Keyakinan
Konon kabarnya, nenek moyang bangsa Indonesia sebelum datangnya Islam ke nusantara adalah kaum paganisme dan animisme. Mereka mempercayai adanya kekuatan gaib pada sebagian makhluk dan benda-benda. Kepercayaan ini sudah berakar kuat pada mayoritas manusia pada zaman itu. Saking kuatnya keyakinan ini, tak heran jika kepercayaan seperti ini masih tersisa dan memiliki pengaruh pada sebagian besar masyarakat muslim di era moderen ini.
Adanya keyakinan kepada benda-benda masih terlihat di masyarakat, akibat pengaruh paganisme dan animisme.
Langganan:
Postingan (Atom)