Jum’at malam, tanggal 5 Desember 2003, sekumpulan reuni remaja Kebayoran Baru menyelenggarakan sebuah acara yang bertajuk "Indahnya Kebersamaan". Acara ini diselenggarakan di sebuah panggung tidak begitu luas di balai pertemuan Gereja Efata, blok M Kebayoran Baru, yang disutradarai oleh Ny. Aemona Karta Soemantri, Pemimpin Sanggar Tari Merdibinggara, Sukabumi, Jawa Barat.
Acara tersebut dibuka dengan tari Jaipongan yang dibawakan sekitar enam remaja putri. Setelah itu terdengar suara beduk, disusul pembacaan puisi oleh Ny. Aemona Karta Soemantri. Selanjutnya terdengar suara orang melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an. Setelah hening sejenak, terdengar suara lonceng gereja, disusul lagu Malam Kudus, lalu bergema Shalawat Badar.
Setelah selesai acara pembuka, maju ke depan seorang "ustadz" (yang pada hakikatnya orang ini tidak pantas dipanggil ustadz) untuk memberikan "siraman rohani", yaitu Ustadz H. Sukarna dari Cilangkap yang mempunyai pesantren yatim piatu di Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia juga menyampaikan berbagai ayat Al-Qur’an yang semakna dengan ayat-ayat Injil, antara lain soal cinta kasih.
Dalam acara itu juga diisi oleh seorang pendeta yang bernama Ongir Walu dari Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB). Bahkan Pendeta Ongir Walu berpesan agar acara seperti ini harus banyak disosialisasikan dalam kehidupan masyarakat !!!
Demikian yang dilansir oleh seorang wartawan, Joseph Osdar dari Koran Kompas, Senin 15 Desember 2003 M. Semua ini menggambarkan kepada kita tentang dangkalnya agama dan aqidah kaum muslimin, dan kuatnya semangat kaum kafir untuk memurtadkan dan mengaburkan agama dan aqidah masyarakat muslim. Lihat bagaimana makar mereka; ajaran agama kita berusaha dicampurbaurkan dengan agama mereka, atau minimal didekatkan agar kaum muslimin toleran mau meninggalkan agamanya, na’udzu billah min dzalik !!
Apa yang telah terjadi pada hari Jum’at, 5 Desember 2003 tersebut adalah fenomena yang menyalahi aqidah, dan prinsip agama Islam yang telah lama diyakini oleh kaum muslimin sejak zaman Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- sampai hari ini!! Inilah salah satu makar musuh-musuh Islam dalam mengaburkan, dan merobohkan Islam dari arah yang tidak disadari oleh kaum muslimin. Padahal telah jelas bahwa pluralisme, dan penyatuan agama adalah kebatilan dan kekafiran yang nyata !! karena mendustakan Al-Qur’an dan Sunnah. Perkara ini perlu kami jelaskan agar kaum muslimin tidak terjebak dengan makar orang-orang kafir seperti itu.
Ketahuilah –wahai Pembaca yang budiman- bahwa usaha dan makar mereka ini telah disinyalir dalam Al-Qur’an agar kita sadar. Mereka tak akan diam dan membiarkan kita di atas agama Islam yang suci ini; mereka akan berusaha memurtadkan kalian dari Islam. Allah -Ta’ala- berfirman,
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu". (QS. Al-Baqoroh : 120)
Mufassir Jazirah Arab, Al-Allamah Abdur Rahman bin Nashir As-Sa’diy-rahimahullah- berkata dalam menafsirkan ayat yang mulia ini, "Allah -Ta’ala- mengabarkan Rasul-Nya bahwa orang-orang Yahudi dan Nashrani tak akan ridho kepadanya, kecuali harus mengikuti agama mereka, karena mereka adalah para penyeru menuju agama yang mereka anut, dan menyangkanya sebagai petunjuk…Dalam ayat ini terdapat larangan keras dari mengikuti hawa nafsu orang-orang Yahudi, dan Nasrani, dan dari menyerupai mereka dalam perkara yang khusus dalam agama mereka. Ucapan (firman) ini walaupun diarahkan kepada Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam-, maka sesungguhnya ummatnya juga masuk dalam hal itu, karena barometernya adalah keumuman makna, bukan khususnya orang yang diajak bicara". [Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman (hal. 65), cet. Maktabah An-Nubala', 1420 H]
Kalau kita kembali kepada Kitabullah (Al-Qur’an) dan hadits-hadits Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, maka kita akan mendapati banyak sekali dalil yang melarang kita mengikuti dan menyerupai orang-orang kafir.
Sesungguhnya termasuk pokok-pokok keyakinan di dalam Islam bahwa tidak ada di muka bumi ini satu agama pun yang benar, selain agama Islam. Islam adalah agama penutup sekaligus penghapus seluruh agama maupun syariat sebelumnya.
Allah -Ta’ala- berfirman,
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi". (QS. Ali Imron: 85)
Dengan turunnya Al-Qur’an, maka wajib mengimani bahwa Taurat dan Injil serta kitab-kitab yang lain telah terhapuskan. Terlebih lagi kitab-kitab tersebut telah banyak mengalami tahrif (perubahan) dan tabdil (penggantian) dengan adanya penukaran letak kata, penambahan, dan pengurangan.
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman,
" Maka Kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah : 79)
Karena adanya tahrif (penyelewengan), dan perubahan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani terhadap kitab-kitab suci yang pernah diturunkan oleh Allah kepada mereka, sehingga manusia tidak lagi tahu mana yang benar, dan mana yang batil; mana yang diubah, dan mana yang tidak !! maka pantaslah jika Allah menghapuskan kitab-kitab dan syari’at yang mereka ada-adakan, lalu diganti dengan Kitabullah (yakni, Al-Qur’an) yang suci dari tangan-tangan jahil yang berusaha mengubah, mengotak-atik, dan mengotori ayat-ayat Allah di dalamnya.
Kitab Al-Qur’an yang Allah turunkan telah mencakup segala kebaikan yang pernah diajarkan oleh para nabi, bahkan lebih bagus; Al-Qur’an juga telah menjelaskan segala keburukan yang telah diingatkan oleh para nabi, bahkan lebih sempurna, lengkap, dan lebih terperinci. Dari sini, kaum muslimin tidak butuh kepada ajaran apapun, walaupun penganutnya mengaku punya kebaikan.
Allah -Ta’ala- berfirman,
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah Ku-cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan telah Ku-ridhoi Islam sebagai agama bagi kalian”. (QS. Al-Maidah: 3)
Ahli Tafsir Negeri Syam, Al-Imam Abul Fida` Ibnu Katsir-rahimahullah- berkata, “Ini adalah karunia Allah -Ta’ala- yang paling besar terhadap umat ini, di saat Allah telah menyempurnakan agama bagi mereka, maka mereka pun tidak butuh lagi kepada agama yang lain dan tidak kepada nabi yang lain selain Nabi mereka -Shollallahu ‘alaihi wasallam-. Oleh karena itu, Allah menjadikan beliau sebagai penutup para nabi. Dia telah mengutus beliau kepada bangsa manusia dan jin. Jadi, tidak ada perkara yang halal, selain yang beliau halalkan dan tidak ada perkara yang haram selain yang dia haramkan, serta tidak ada ajaran agama selain yang dia syariatkan. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (2/14) cet. Darul Ma’rifah]
Abu Dzar Al-Ghifariy -radhiyallahuanhu- berkata, "Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- telah meninggalkan kami, sedang tak ada seekor burung pun yang mengepakkan kedua sayapnya di udara, kecuali beliau telah menyebutkan kepada kami ilmu tentang burung itu. Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ إِلَّا وَقَدْ بُيِّنَ لَكُمْ
"Tak ada sesuatu apapun tersisa yang mendekatkan ke surga, dan menjauhkan dari neraka, kecuali hal itu telah dijelaskan kepada kalian". [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (1647), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (65). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (1803)]
Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
لَيْسَ مِنْ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى الْجَنَّةِ إِلَّا قَدْ أَمَرْتُكُمْ بِهِ وَ لَا عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى النَّارِ إِلَّا قَدْ نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ
"Tak ada suatu amalan apapun yang mendekatkan kepada surga, kecuali sungguh aku telah memerintahkannya kepada kalian; tak ada amalan apapun yang mendekatkan kepada neraka, selain aku telah melarang kalian darinya". [HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (2136). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib (1700)]
Bahkan Nabi Isa -alaihis salam- tatkala turun di akhir zaman, beliau akan mengikuti Nabi Muhammad -Shollallahu ‘alaihi wasallam- dan berhukum dengan syariatnya.
Sungguh suatu perbuatan yang sangat batil, tatkala menggabungkan dua peribadatan yang berbeda, ibadah yang haq (Islam) dengan ibadahnya orang-orang kafir, lalu dilaksanakan pada satu tempat, dan waktu yang bersamaan. Ini merupakan bagian dari amalan-amalan setan!!
Pembaca yang budiman, mari kita berpikir secara arif dan bijaksana. Betapa marahnya Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- kepada Umar ibnul Khattab -radhiyallahu anhu- yang hanya memegang lembaran Taurat, terlebih lagi menggabungkan dua peribadatan dalam satu waktu dan tempat secara bersamaan. Maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda dalam keadaan marah,
أَمُتَهَوِّكُوْنَ فِيْهَا يَا بْنَ الْخَطَّابِ فَوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَقَدْ جِئْتُكُمْ بِهَا بَيْضَاءَ نَقِيَّةً لَا تَسْأَلُوْهُمْ عَنْ شَيْءٍ فَيُخْبِرُوْكُمْ بِحَقٍّ فَتُكَذِّبُوْا بِهِ أَوْ بِبَاطِلٍ فَتُصَدِّقُوْا بِهِ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ كَانَ مُوْسَى حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِيْ
"Apakah engkau masih ragu wahai Ibnul Khattab? Demi Yang jiwaku ada ditangan-Nya, Sungguh aku telah datang kepada kalian membawa agama yang putih lagi bersih? Janganlah kalian bertanya kepada mereka tentang sesuatu, lantaran itu mereka mengabarkan kalian tentang suatu kebenaran, lalu kalian mendustakannya, atau tentang suatu kebatilan, lalu kalian membenarkannya. Demi Yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya Musa masih hidup (saat ini), niscaya tidak ada kelapangan bagi dia melainkan mengikuti aku". [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (3/387/no. 15195), Ad-Darimiy dalam As-Sunan (435) dan lainnya. Hadits ini di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Al-Irwa' (1589)].
Pembaca yang budiman, seruan setan alias penyatuan agama itu mulai dikumandangkan pada pertengahan pertama abad 14 Hijriah. Setelah sekian lama mengakar di dada para penyokongnya yang menampakkan keislaman, namun menyembunyikan kekufuran dan kesesatan. Lahirlah gerakan sebuah organisasi yang disebut dengan Freemasonry, yakni sebuah organisasi Yahudi yang mengusung slogan Liberty, Egality dan Fraternity (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan) dan mempropagandakan persaudaraan yang universal, tanpa memandang etnis, bangsa, dan agama. Sejak permulaan abab ke-14 H itulah hingga sekarang di bawah naungan "Undang-Undang Dunia Baru", orang-orang Yahudi dan Nashrani mulai terang-terangan dalam menyuarakan penyatuan agama, baik di kalangan mereka sendiri maupun di tengah-tengah kaum muslimin dengan menyelenggarakan seminar-seminar, pertemuan-pertemuan, perayaan-perayaan ibadah yang dilakukan di tempat dan waktu yang sama, ataupun dialog terbuka antar agama dan lain sebagainya. Maka muncullah slogan-slogan seperti: "Pendekatan antar Agama", "Mengahapus Fanatik Beragama", "Persaudaraan Islam-Kristen", atau dengan mengalihkan kata agama, seperti:"Indahnya Kebersamaan", "Kebebasan", "Persaudaraan", "Keselamatan", "Kasih Sayang", "Kemanusian", dan seterusnya.
Para pembaca, demikianlah seruan syaithoniyyah dan batil ini terus digulirkan dari masa ke masa. Meskipun berbeda-beda dan berganti-ganti nama dan slogan, namun tujuannya sama, yaitu menghendaki agar kaum muslimin murtad dari agamanya. Waspadalah kalian !!
Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 63 Tahun II. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary (085255974201). (infaq Rp. 200,-/exp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar